Tata Cara Shalat Gerhana Bulan Sendiri, Lengkap Beserta Bacaan Doa, Niatnya
Tata Cara Shalat Gerhana Bulan Sendiri, Lengkap Beserta Bacaan Doa, Niatnya

Pada saat terjadi gernaha bulan total maka umat muslim tentu dianjurkan mengerjakan shalat sunnah gerhana tersebut. Dimana, pendapat para ulamat menyatakan bahwa hukum shalat gerhana bulan yaitu sunnah muakkad alias sangat dianjurkan. Oleh karena itu, kita sebagai umat islam harus hafal bacaan shalat gerhana bulan baik niat maupun tata caranya. Penasaran? Yuk, simak pembahasan tata cara shalat gerhana bulan sendiri, lengkap beserta bacaan doa, niatnya.

Cara Shalat Gerhana Bulan

Cara Shalat Gerhana Bulan

Cara shalat gerhana bulan atau lebih dikenal sering disebut shalat khusuf memang hampir sama seperti shalat sunnah lainnya dilakukan sebanyak dua rakaat yang dapat dikerjakan secara berjamaah maupun sendiri. Khusuful qamar atau gerhana bulan adalah salah satu terjadi ketika posisi bulan, matahari sejajar dengan bumi. Maka dengan begitu, umat muslim dapat mengerjakan shalat gerhana bulan ketika mengelami fenomenal tersebut.

Tujuan mengerjakan cara shalat gerhana bulan tak lain adalah mendekatkan diri atas kebesaran Allah SWT yang menjadi sebuah tanda keagungan-Nya agar manusia selalu mengingat bahwa hidup dunia hanya sementara. Dalam sebuah hadist sudah dijelaskan tentang gerhana bulan,:

حَدَّثَنَا أَبُو الوَلِيْد قَالَ حَدَّثَنَا زَائِدَةُ قَالَ حَدَّثَنَا زِيَادُ بْنُ عِلَاقَةِ قَالَ سَمِعْتُ الْمُغِيْرَةُ بْنِ شُعْبَةِ يَقُوْلُ اِنْكَسَفَتْ الشَّمْسُ يَوْمَ مَاتَ اِبْرَاهِيْمُ فَقَالَ النَّاسُ اِنْكَسَفَتْ

لِمَوْتِ اِبْرَاهِيْمُ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَأَيَتَانِ مِنْ أَيَاتِ اللهِ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُواهُمَا فَادْعُوا اللهِ

وَصَلّوا حَتَّى يَنْجَلِيَ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami, Abu Al Walid berkata, telah menceritakan kepada kami, Zaidan berkata, telah menceritakan kepada kami, Ziyad bin ‘Ilaqah, dia berkata: “Aku mendengar Al-Mughirah bin Syu’bah berkata, “Telah terjadi gerhana mahatari ketika wafatnya Ibrahim.”

Kemudian Rasulullah SAW berkata, “Sesunggunya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah SWT, dan ia tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana keduanya, makan berdoalah kepada Allah SWT dan dirikan shalat hingga (matahari) kembali tampak.” (HR. Al-Bukhari).

Tata Cara Shalat Gerhana Bulan

Tata Cara Shalat Gerhana Bulan Sendiri, Lengkap Beserta Bacaan Doa, Niatnya

Berikut ini, tata cara shalat gerhana bulan yang dilakukan sebanyak 2 rakaat dan empat kali rukuk yang harus dilaksanakan, yaitu:

Membaca niat

Takbiratul ihram, أللهُ أَكْبَرْ sambil mengangkat kedua tangan

Membaca doa iftitah

اَللّهُمَّ باَعِدْ بَيْنِى وَبَيْنَ خَطَاياَيَ كَمَا باَعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اَللّهُمَّ نَقِّنِى مِنَ الْخَطَاياَ كَماَ يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ اَللّهُمَّ اغْسِلْ خَطَاياَيَ

باِلْماَءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ

Latin: “Allahumma baa’id bainii khathayaaya kamaa baa’adta bainal masyriqi wal maghrib. Allaahumma naqqinii minal khathaayaa kamaa yunaqqats tsaubul abyadlu minad danas. Allahummaghsil khathayaaya bil maa-I wats tsalji wal barad.”

Atau,

Latin: “Allahu akbar, kabirau walhamdu lillahi katsira, wa subhanallahi bukrotaw washila, inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas samawati wal arha hanifam muslimaw wa ma ana minal musyrikin, inna shalati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil alamin la syarika lahu wa bidzalika umirtu wa ana minal muslimin.”

Membaca Al-Fatihah dan dilanjutkan membaca surah al-quran lainnya

Ruku tumaninah dengan mambaca

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

Atau:

سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ رَبَّناَ وَبِحَمْدِكَ اَللّهُمَّ اغْفِرْلِى

I’tidal dengan tuma’ninah

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَه رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ

Atau:

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّناَ وَلَكَ الْحَمْدُ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًافِيْهِ

Kemudian membaca surah Al-Fatihah dan dilanjutkan membaca surah dalam al-quran

Ruku tumaninah dengan mambaca

I’tidal dengan tuma’ninah

Sujud dengan tuma’ninah

سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

Atau:

سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ رَبَّناَ وَبِحَمْدِكَ اَللّهُمَّ اغْفِرْلِى

Sujud kembali dengan membaca doa sujud

رَبِ ّاِغْفِرْلِيِ وَارْحَمْنِيْ وَارْفَعْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَاِفِنيْ وَاعْفُ عَنِّيْ

Atau:

اغْفِرْلِيْ وارْحَمنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَارْزُقْنِيْ

Berdiri kembali untuk mengerjakan rakaat yang kedua. Gerakannya sama seperti rakaat pertama. Hingga sampai

Tasyahud akhir

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ ِللهِ ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاَتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ . أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله

وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّد

Atau:

اَلتَّحِيَّاتُ لِلّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّباَتُ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهاَ النَّبِيُّوَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاَتُهُ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْناَ وَعَلَى عِباَدِاللهِ الصَّالِحِيْنَأَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ

اِلاَّ اللهِ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

Salam.

Bacaan Niat Shalat Gerhana Bulan

Bacaan Niat Shalat Gerhana Bulan

Adapun, bacaan niat shalat gerhana bulan setelah tau cara shalat gerhana bulan, yaitu:

أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا/مَأمُومًا لله تَعَالَى

Latin: “Ushalli sunnatal khusuf rak’ataini imaman/makmuman lillahi ta’ala

Artinya: “Saya shalat suna gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT.”

Kapan Waktu Melaksanakan Shalat Gerhana Bulan?

Shalat gerhana bulan atau shalat khusuf ini dapat dikerjakan sejak mulai terjadinya gerhana hingga selesai.Ketika terjadi gerhana bulan total, maka batas waktu menunaikan shalat gerhana adalah ketika bulan sudah muncul kembali. Apabila bulan sudah muncul, maka tidak disunahkan untuk mengqada shalat.

Nah, itulah pembahasan tata cara shalat gerhana bulan sendiri, lengkap beserta bacaan doa, niatnya yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat.

Baca Selanjutnya: Shalat Sunnah Rawatib Lebih Utama Dikerjakan Secara Sendiri atau Berjamaah