Waktu Dilarang Shalat – Shalat merupakan perintah Allah SWT kepada umat islam untuk mengerjakan rukun islam yang kedua tak boleh ditinggalkan. Begitupun, Rasulullah SAW telah menyampaikan bahwa sholat adalah tiang agama. Maka dari itu, barang siapa yang menunaikan ibadah sholat berarti mereka telah menegakkan agama islam. Namun, bagi siapa yang tidak mengerjakan sholat maka dia telah merobohkan islam. Tapi, dalam hal tersebut tentu ada waktu larangan dalam mengerjakan ibadah sholat. Penasaran? Mari kita simak pembahasan 5 waktu dilarang shalat yang harus diketahui.

Baca Juga: Bolehkah Sholat Tahajud Sebelum Tidur? Ini Penjelasannya

Waktu Dilarang Shalat

Waktu Dilarang Shalat

Waktu dilarang shalat maksudnya kita tidak boleh mengerjakan sholat yang bukan pada waktunya terkecuali ingin melaksanakan sholat tertentu. Selain daripada rukun dan syarat sah sholat, terdapat pula waktu sholat yang patut diketahui agar tidak salah dalam menunaikan ibadah sholat tersebut. Yang mana, dalam islam sudah terdapat waktu sholat yang telah ditentukan supaya umat islam melakukan sholat wajib diawal waktu.

Salah satu contoh waktu sholat yang harus dilaksanakan, waktu subuh, dhuhur, ashar, maghrib, dan juga isya. Begitupun dengan shola sunnah, seperti tahajud, dhuha, tarawih, shalat sunnah rawatib dan sebagainya.

Selain itu, hadist lain yang menjelaskan waktu laranganshalat dari Anas bin Malik,:

“ Barangsiapa lupa shalat atau tertidur darinya, maka kaffaratnya (tebusannya) ialah hendaknya ia mendirikan salat tersebut apabila ia mengingatnya (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Hadits lain dari Ummu Salamah yang diriwayatkan oleh Bukhari,:

Rasulullah SAW bersabda: Orang-orang dari (kabilah) Abdul Qais telah menyibukkanku dari shalat dua rakaat tersebut setelah Zhuhur [HR. al-Bukhari].

5 Waktu Dilarang Shalat

5 Waktu Dilarang Shalat yang Harus Diketahui

Berikut ini, 5 waktu dilarang shalat yang harus diketahui supaya mendapakan pahala, yaitu:

  • Waktu dilarang shalat setelah subuh sampai terbit matahari
  • Waktu dilarang shalat dari terbit matahari sampai naik sekitar satu anak panah
  • Waktu dilarang shalat ketika matahari di atas kepala sampai waktu shalat Dzuhur
  • Waktu dilarang shalat pada saat matahari sudah berwarna kekuningan hingga terbenamnya matahari
  • Waktu setelah shalat Ashar sampai terbenamnya matahari.

Adapun, hadits yang melarang sholat pada waktu tertentu, diantaranya:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Tidak boleh shalat setelah subuh sampai matahari naik (sedikit), dan tidak boleh shalat setelah Ashar sampai matahari menghilang (tidak tampak/terbenam) (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Selain itu, penjelasan melarang shola di waktu lainnya, yaitu:

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir al-Juhani [diriwayatkan] ia berkata: Tiga waktu yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang kami untuk shalat dan menguburkan orang yang mati di kalangan kami pada waktu-waktu tersebut: Ketika matahari terbit sampai naik (sedikit), ketika matahari berada di kulminasi (titik tertinggi) sampai tergelincir, dan ketika matahari condong untuk terbenam sampai terbenam [HR. Muslim].

Baca Juga: Niat Sholat Sunnah Sesudah Subuh, Berikut Bacaan dan Tata Cara Sholat Qobliyah Subuh

Dalil Membolehkan Sholat Pada Waktu Terlarang

Dalil Membolehkan Sholat Pada Waktu Terlarang

Sebagai berikut, dalil membolehkan sholat pada waktu terlarang setelah pahami pembahasan waktu dilarang shalat, yaitu:

Hadits dari Jubair bin Muth’im yang diriwayatkan oleh AT Tirmidzi,:

Rasulullah SAW telah bersabda: Hai Bani Abdu Manaf, janganlah kalian melarang seseorang tawaf di Ka’bah ini dan shalat waktu kapanpun ia berkehendak, baik malam atau siang [HR. para pengarang Sunan dan disahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan at-Tirmidzi).

Dalil lainnya:

Hadits dari AbuHurairah yang diriwayatkan oleh Ibu Khuzaimah, yaitu:

Rasulullah SAW bersabda: kepada Bilal tatkala shalat Subuh: Hai Bilal ceritakan kepadaku amalan yang telah kamu kerjakan yang paling kamu harapkan manfaatnya di dalam Islam, karena sungguh akumendengar suara kedua sandalmu malam ini di hadapanku di dalam surga. Bilal menjawab: Wahai Rasulullah, saya tidak mengetahui amalan di dalam Islam yang lebih saya harapkan lebih dari bahwa saya tidak bersuci dengan sempurna baik pada waktu malam maupun siang melainkan saya shalat karenanya untuk Tuhanku seberapa banyak yang telah ditentukan untukku bershalat [HR. Ibnu Khuzaimah].

Keterangan didalam hadits ini menjelaskan bahwa umat muslim boleh melaksanakan shalat sunnah pada waktu tertentu yang telarang maupun tidak. Selain itu, untuk melaksanakan shalat jenazah yang tidak terlarang bisa dilakukan pada waktu tersebut. Maksud dari hadits tersebut menyatakan bahwa jika ada seseorang yang melakukan mengakhiri waktu pemakaman secara sengaja sampai waktu terlarang tersebut. Seperti melaksanakan sholat ashar hingga matahari sudah terbenam.

Dalil Larangan Sholat di 5 Waktu

Adapun, dalil larangan sholat di 5 waktu yang tidak boleh dilakukan ketika mengetahui waktu dilarang shalat, yaitu:

Hadist yang menjelaskan larangan sholat di 5 waktu, diantaranya:

“Barangsiapa lupa shalat atau tertidur darinya, maka kaffaratnya (tebusannya) ialah hendaknya ia mendirikan salat tersebut apabila ia mengingatnya (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Nah, itulah pembahasan pembahasan 5 waktu dilarang shalat yang harus diketahui yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat.

Baca Selanjutnya: Hadits Sholat Tiang Agama dan Keutamaannya bagi yang Mengamalkan

 

Banyak sekali amalan shalat sunnah yang dapat dikerjakan sebagai tambahan amal ibadah untuk bekal kelak diakhirat nanti. Setiap kali mengerjakan shalat wajib dan sunnah maka Allah SWT akan memberi pahala yang tak terhingga. Disamping itu, mendapat perlindungan dan juga keberhan dalam kehidupan baik dari segi materi maupun lainnya. Lantas, apa saja shalat munfarid yang bisa dikerjakan? Mari kita simak pembahasan contoh shalat sunnah munfarid beserta tata caranya.

Baca Juga: Sholat yang Bisa di Jamak, Beserta Niat dan Tata Caranya

Shalat Sunnah Munfarid

Shalat Sunnah Munfarid

Shalat sunnah munfarid adalah sholat sunnah yang dikerjakan secara sendiri yang sangat dianjurkan bagi umat muslim untuk penambal amal ibadah. Hukum mengerjakan shalat sunnah rawatib adalah sunnah muakkad. Apabila seseorang tidak mengerjakan shalat sunnah maka tidak berdosa. Akan tetapi, sholat sunnah tentu memiliki banyak keutamaan yang sangat luar biasa. Seperti yang telah dijelaskan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, :

“Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali dihisab pada hari Kiamat adalah salat fardu. Itu pun jika sang hamba menyempurnakannya. Jika tidak, maka disampaikan, ‘Lihatlah oleh kalian, apakah hamba itu memiliki amalan [salat] sunah?’ Jika memiliki amalan salat sunah, sempurnakan amalan salat fardu dengan amal salat sunahnya. Kemudian, perlakukanlah amal-amal fardu lainnya seperti tadi,” (H.R. Ibnu Majah).

Contoh Shalat Sunnah Munfarid

Contoh Shalat Sunnah Munfarid Beserta Tata Caranya

Berikut ini, beberapa contoh shalat sunnah munfarid dilakukan sendiri atau bisas berjamaah, yaitu:

  • Idul Fitri
  • Idul Adha
  • Istisqa
  • Istikharah
  • Sholat Gerhana
  • Shalat rawatib
  • Shalat tahiyatul masjid
  • Tarawih
  • Witir
  • Dhuha
  • Tahajud
  • Shalat tasbih
  • Dll

Tata Cara Shalat Sunnah Munfarid

Tata Cara Shalat Sunnah Munfarid

Sebagai berikut, tata cara shalat sunnah munfarid mengerjakan salat rawatib yaitu:

  • Niat
  • Takbiratul Ihram
  • Membaca surah Al-Fatihah dan dilanjutkan membaca surah pendek dalam Al-Quran
  • Rukuk tuma’ninah
  • I’tidal tuma’ninah
  • Sujud Pertama
  • Duduk di antara dua sujud
  • Sujud kedua
  • Berdiri kembali menunaikan rakaat kedua dilakukan sama seperti pada raakat pertama sampai,
  • Tasyahud akhir
  • Salam

Baca Juga: Bacaan Sholat Sunnah Sebelum Subuh, Beserta Niat dan Tata Caranya

Bacaan Niat Shalat Sunnah Munfarid

Bacaan Niat Shalat Sunnah Munfarid

Adapun, lafadz doa bacaan niat shalat sunnah munfarid pada saat menunaikan shalat rawatib, yaitu:

Qobliyah Subuh

Bacaan niat shalat sunnah munfarid rawatib qobliyah subuh atau sebelum subuh, yaitu:

اُصَلِّى سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى

Latin: “Usholli Sunnatash Subhi Rok’ataini Qobliyatan Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala“.

Artinya: “Aku niat mengerjakan shalat sunah sebelum Subuh dua rakaat, menghadap kiblat karena Allah Ta’ala.”

Qobliyah Dhuhur

Bacaan niat shalat sunnah munfarid rawatib qobliyah dhuhur atau sebelum dhuhur, yaitu:

اُصَلِّى سُنَّةً الظُّهْرِرَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى

Latin: “Ushalli Sunnatadh Dhuhri Rok’ataini Qobliyatan Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala

Artinya: “Aku niat mengerjakan shalat sunah sebelum Zuhur dua rakaat, menghadap kiblat karena Allah Ta’ala.”

Ba’diyah Dhuhur

Bacaan niat shalat sunnah munfarid rawatib ba’diyah dhuhur atau sesudah dhuhur, yaitu:

اُصَلِّى سُنَّةً الظُّهْرِرَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى

Bacaan latinnya: “Ushalli Sunnatadh Dhuhri Rok’ataini Ba’diyah Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala”.

Artinya: “Aku niat mengerjakan shalat sunah sesudah Zuhur dua rakaat, menghadap kiblat karena Allah Ta’ala.”

Qobliyah Maghrib

Bacaan niat shalat sunnah munfarid rawatib qobliyah maghrib atau sebelum maghrib, yaitu:

اُصَلِّى سُنَّةً الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى

Latin: “Usholli Sunnatal Maghribi Rok’ataini Ba’diyah Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala“.

Artinya: “Aku niat mengerjakan salat sunah sesudah Magrib dua rakaat, menghadap kiblat karena Allah Ta’ala.”

Ba’diyah Isya

Bacaan niat shalat sunnah munfarid rawatib ba’diyah isya atau sesudah isya, yaitu:

اُصَلِّى سُنَّةً الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى

Latin: “Usholi Sunnatal Isyaa’i Rok’ataini Ba’diyatta Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala“,

Artinya: “Aku niat mengerjakan shalat sunah sesudah Isya dua rakaat, menghadap Kiblat karena Allah Ta’ala.”

Lainnya

Bacaan niat shalat sunnah munfarid lainnya, seperti sholat istikharah dan shalat tahiyatul masjid, yaitu:

Bacaan niat shalat sunnah istikharah:

أصلى سنة الإستخارة ركعتين لله تعالى

Latin: “Ushalli Sunnatal Istikharati Rak’ataini Lillahi Ta’ala.”

Artinya: “Aku berniat salat istikharah dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

Bacaan Niat shalat sunnah tahiyatul masjid:

أصَلِّي تَحِيَّةَ الْمَسْجِدِ رَكْعَتَيْنِ سُنَّةَ لِلّهَ تَعَاَلَى

Latin: “Ushalli Tahiyyatal Masjid Rak’ataini Sunnatan Lillâhi Ta’ala.”

Artinya: “Saya berniat salat Tahiyatul Masjid dua rakaat karena Allah ta’ala.”

Jumlah Rakaat Shalat Sunnah Munfarid

Berikut ini, rincian jumlah rakaat shalat sunnah munfarid rawatib muakkad dan ghairu muakkad, yaitu:

  • Dua rakaat sebelum śalat Zuhur
  • Dua rakaat sesudah śalat Zuhur
  • Dua rakaat sesudah śalat Magrib
  • Dua rakaat sesudah śalat Isya
  • Dua rakaat sebelum śalat Subuh
  • Dua rakaat sebelum Zuhur, selain dua rakaat yang muakkadah
  • Dua rakaat sesudah Zuhur, selain dua rakaat yang muakkadah
  • Empat rakaat sebelum Asar
  • Dua rakaat sebelum Magrib

Mengerjakan shalat sunnah rawatib secara munfarid dapat dilakukan sama seperti sholat pada umumnya yang diakhiri dengan salam. Namun, perbedaannya dapat dilihat dari bacaan niat yang akan dibacakan.

Nah, itulah pembahasan contoh shalat sunnah munfarid beserta tata caranya yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat.

Baca Selanjutnya: Tata Cara Shalat Istisqa Lengkap Bacaan Niat Arab, Latin dan Artinya

 

Mengerjakan shalat sunnah fajar tentu memiliki banyak manfaat dan keutamaan yang akan didapatkan bagi seseorang yang telah menjalankannya. Dimana, setiap semua orang dapat mengerjakan shalat fajar dikarenakan rasa ngantuk yang menyelimutinya. Lantas, apa saja manfaat dan keistimewaan shalat sunnah fajat tersebut? Yuk, simak pembahasan 5 keutamaan shalat fajar, beserta bacaan niat dan tata caranya.

Baca Juga: 5 Keutamaan Sholat Qobliyah Subuh Beserta Niatnya, Ibadah Sunnah yang Mulia

Keutamaan Shalat Fajar

Keutamaan Shalat Fajar

Keutamaan shalat fajar memilimi keistimewaan tersendiri. Dimana, waktu pelaksanaan shalat sunnah fajar ini dilakukan sebelum subuh sebanyak 2 rakaat. Shalat sunnah tersebut dalam istilah lain sering dikaitkan sebagai sholat sunnah qobliyah subuh. Dimana, umat islam dianjurkan untuk mengerjakan shalat fajar sebelum menunaikan shalat subuh.

Walaupun sebetulnya, mengerjakan shalat fajar tentu memiliki banyak keutamaan yang sangat baik dan juga lebih istimewa, seperti dimudahkan rezeki, mendapat pahala dan dibuatkan rumah di surga. Namun tak jarang banyak sekali orang yang mengatakan perbedaan sholat fajar dan juga shalat sunnah qobliyah subuh.

Shalat fajar dilaksanakan ketika sudah terjagi pergeseran waktu malam dan pagi hari. Sedangkan shalat qobliyah subuh dilakukan sebelum sholat subuh. secara umum, waktu fajar itu pada saat matahari akan terbi disisi timur terlihat cahaya kemerah-merahan dilangit.

Baca Juga: Bacaan Sholat Sunnah Sebelum Subuh, Beserta Niat dan Tata Caranya

5 Keutamaan Shalat Fajar

5 Keutamaan Shalat Fajar, Beserta Bacaan Niat dan Tata Caranya

Beriktu ini, 5 keutamaan shalat Fajar yang memiliki banyak sekali keistimewaan, yaitu:

Mendapat Pahala dan Sangat Baik dari Dunia dan Seisinya

Keutamaan shalat fajar yang dapat diperoleh bagi orang yang melaksanakan, yaitu mendapat pahala dan sangat dari dunia dan seisinya. Rasulullah SAW telah bersabda dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Musim dan AT-Tirmidzi, yaitu:

“Dua rakaat (sebelum) fajar (salat Subuh) lebih baik (nilainya) dari dunia dan seisinya.” (HR Muslim dan Tirmidzi). Ini maksudnya bagi umat islam yang selalu melaksanakan ibadah sholat Sunnah qobliyah subuh secara rutin tanpa putus. Selain itu, hadist lain yang memberikan penjelasan tentang keutamaan mengerjakan shalat qobliyah subuh, yaitu:

“Seandainya mereka mengetahui keutamaan yang ada pada salat Isya dan salat Subuh, tentu mereka akan mendatanginya sambil merangkak.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Mengikuti Teladan Rasulullah SAW

Mengikuti teladan Rasulullah SAW termasuk salah satu keutamaan shalat fajar. Dimana, Rasulullah SAW selalu melaksanakan shalat Sunnah ringan sebelum melaksanakan shalat wajib (shalat subuh).

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا سَكَتَ الْمُؤَذِّنُ مِنَ الأَذَانِ لِصَلاَةِ الصُّبْحِ وَبَدَا الصُّبْحُ رَكَعَ رَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ تُقَامَ الصَّلاَةُ

Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu diam antara adzannya muadzin hingga salat Subuh. Sebelum salat Subuh dimulai, beliau dahului dengan 2 rakaat ringan,” (HR. Bukhari no. 618 dan Muslim no. 723).

Menutup Kekurangan Shalat Wajib

Adapun, keutamaan shalat fajar yang didapatkan kepada orang yang menunaikan, yaitu dapat menutup kekurangan shalat. Dimana, kita sebagai hamba Allah pastinya memiliki banyak kesalahan yang sering dilakukan ketika sedang mengerjakan shalat lima waktu tersebut. Rasulullah SAW telah bersabda dalam sebuah hadist,:

Artinya “Sesungguhnya amalan yang pertama kali akan diperhitungkan dari manusia pada hari kiamat dari amalan-amalan mereka adalah shalat.

Kemudian Allah Ta’ala mengatakan pada malaikatnya dan Dia lebih Mengetahui segala sesuatu.

Lihatlah kalian pada sholat hamba-Ku, apakah sempurna ataukah memiliki kekurangan? Jika shalatnya sempurna, maka akan dicatat baginya pahala yang sempurna.

Namun, jika sholatnya terdapat beberapa kekurangan, maka lihatlah kalian apakah hamba-Ku memiliki amalan sholat sunah? Jika ia memiliki shalat sunnah, maka sempurnakanlah pahala bagi hamba-Ku dikarenakan sholat sunah yang ia lakukan. Kemudian amalan-amalan lainnya hampir sama seperti itu.” (HR. Abu Daud).

Balasan Rumah di Surga

Selain itu, keutamaan shalat fajar yaitu Allah akan memberi balasan rumah di surga. Seperti yang telah disampaikan dalam sebuah hadits dari Ummu Habibah RA,:

“Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Seorang hamba yang muslim melakukan sholat sunah yang bukan wajib, karena Allah, (sebanyak) dua belas rakaat dalam setiap hari, Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah (istana) di surga.” (Kemudian) Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha berkata, “Setelah aku mendengar hadits ini aku tidak pernah meninggalkan sholat-sholat tersebut.” (HR. Muslim).

Pahala Tak Terbatas

Pahala Tak Terbatas, Keutamaan Shalat Fajar

Selanjutnya, keutamaan shalat fajar berikutnya yaitu mendapatkan pahala tak terbatas. Jika seorang umat muslim tidak pernah meninggalkan shalat fajar secara rutin, maka Allah SWT akan memberikan pahala dengan jumlah yang tidak terbatas. Seperti Nabi Muhammad SAW telah pernah meninggalkan shalat sunnah sebelum subuh yang dilakukan sebanyak 2 rakaat.

“Aisyah RA berkata, “Nabi SAW tidaklah menjaga sholat sunnah yang lebih daripada menjaga sholat sunah dua rakaat sebelum subuh.” (HR Muslim).

Tata Cara Shalat Fajar

Tata Cara Shalat Fajar

Sebagai berikut, urutan tata ara shalat fajar secara singkat yang sesuai sunnah Rasulullah SAW, yaitu:

  • Membaca Niat
  • Takbiratul Ihram
  • Membaca surah al-Fatihah dilanjutkan salah satu surah dalam Al-Qur’an
  • Rukuk
  • I`tidal
  • Sujud pertama
  • Duduk di antara dua sujud
  • Sujud kedua rakaat pertama
  • Berdiri dan mengulang urutan di atas sejak membaca Surah al-Fatihah hingga sujud kedua
  • Duduk tasyahud akhir
  • Mengucapkan salam, sambil menoleh ke kanan dan kiri

Nah, itulah pembahasan 5 keutamaan shalat fajar, beserta bacaan niat dan tata caranya yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat.

Baca Selanjutnya: 7 Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib Muakkad dan Ghairu Muakkad, Qobliyah dan Ba’diyah

 

Banyak sekali keutamaan-keutamaan yang didapatkan ketika menjalankan ibadah shalat sunnah yang dilakukan secara terus-menerus. Dimana, mengerjakan shalat sunnah menjadikan amal ibadah untuk bekal diakhirat nanti. Disamping itu, menunaikan sholat sunnah tentu akan mendapatkan perlindungan dan dilimpahkan rezeki yang secara tidak disangka-sangka oleh Oleh Allah SWT. Penasaran? Mari kita simak pembahasan 7 keutamaan shalat sunnah rawatib muakkad dan ghairu muakkad, qobliyah dan ba’diyah.

Baca Juga: Contoh Shalat Sunnah Ghairu Muakkad, Beserta Perbedaan Shalat Sunnah Muakkad

Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib

Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib

Sebelum membahas keutamaan shalat sunnah rawatib, tentu kita sebagai umat muslim harus tahu jumlah rakaat dalam mengerjakan shalat sunnah rawatib tersebut. Seperti yang telah dijelaskan dalam sebuah hadist. telah bersabda,

‏ مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّي لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ إِلاَّ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ أَوْ إِلاَّ بُنِيَ لَهُ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ ‏

“Jika seorang hamba Allah SWT salat 12 rakaat (sunah) setiap hari, sebelum dan setelah salat wajib, maka Allah SWT akan membangunkannya sebuah rumah di surga atau rumah akan dibangun untuknya di surga.” (HR Muslim).

Adapun, keutamaan yang mengerjakan 12 rakaat shalat Sunnah rawatib dan tidak pernah ketinggalan sudah dijelaskan dalam sebuah hadist,

مَنْ ثَابَرَ عَلَى ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً مِنْ السُّنَّةِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ

وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ

“Barangsiapa menjaga dalam mengerjakan shalat sunnah dua belas rakaat, maka Allah akan membangunkan rumah untuknya di surga, yaitu empat rakaat sebelum zhuhur, dua rakaat setelah zhuhur, dua rakaat setelah maghrib, dua rakaat setelah isya dan dua rakaat sebelum subuh.” (HR. Tirmidzi).

Hukum mengerjakan shalat Sunnah rawatib adalah Sunnah muakkad. Artinya sangat baik dan dianjurkan bagi umat muslim untuk mengerjakannya. Bahkan salah satu imam hanafiyah berpendapat bahwa melaksanakan sholat Sunnah rawatib memiliki makna seperti wajib.

7 Keutamaan Shalat Sunah Rawatib

7 Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib Muakkad dan Ghairu Muakkad, Qobliyah dan Ba’diyah

Berikut ini, 7 keutamaan shalat sunnah rawatib yang akan didapatkan bagi seseorang yang menjalankan, shalat sunnah muakkad dan ghairu muakkad ( sholat qobliyah dan ba’diyah) yaitu:

Dijauhkan dari Siksa Api Neraka

Keutamaan shalat Sunnah rawatib yang pertama akan dijauhkan dari siksa api neraka. Rasulullah SAW telah bersabda dalam sebuah hadist,

“Barangsiapa yang senantiasa menjaga empat rakaat sebelum dhuhur dan empat rakaat sesudahnya, niscaya Allah mengharamkan dirinya dari api neraka.” (HR.Ahmad, Abu Dawud, Turmudzi, An-Nasai, dan Ibnu Majah).

Membangunkan Rumah di Surga

Selain mendapat pahala, keutamaan shalat Sunnah rawatib yaitu Allah SWT akan membangunkan rumah di surga. Dimana, ketika seseorang melaksanakan ibadah shalat Sunnah dengan rutin maka akan mendapatkan ganjaran yang sangat besar. Oleh sebab itu, kita sebagai umat muslim mari sama-sama untuk mengerjakan sholat Sunnah rawatib sebagai bekal amal ibadah.

Mendapat Rahmat Yang Melimpah

Adapun, keutamaan shalat Sunnah rawajib yang akan diberikan oleh Allah SWT yaitu mendapat rahmat yang melimpah. Dimana, kata dari rahmat yang melimpah tersebut sangat beragam baik dari mendapat orang-orang yang baik disekitar hingga dalam bentuk rezeki.

Dijauhkan Dari Sifat Sombong dan Riya

Selanjutnya, keutamaan shalat Sunnah rawatib bagi orang yang melaksanakannya akan dijauhkan dari sifat sombong dan riya. Dimana, kita akan berserah diri kepada Allah SWT dengan bersujud didalam melaksanakan sholat untuk mendapat perlindungan dan menjauhkan dari sifat yang kurang baik dan menjadi orang yang sholeh dan sholehah.

Diangkat Derajatnya

Keutamaan shalat Sunnah rawatib akan mendapat ganjaran dengan diangkat derajatnya oleh Allah. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Muslim,

“Hendaklah engkau memperbanyak sujud kepada Allah. Karena tidaklah engkau bersujud pada-Nya dengan sekali sujud melainkan Allah akan meninggikan satu derajatmu dan menghapuskan satu kesalahanmu.” (HR. Muslim).

Jumlah Rakaat Shalat Sunnah Rawatib

Jumlah Rakaat Shalat Sunnah Rawatib

Sebagai berikut, jumlah rakaat shalat sunnah rawatib qobliyah dan ba’diyah dan hafal tentang keutamaan shalat sunnah rawatib, yaitu:

Muakkad

12 rakaat shalat Sunnah rawatib muakkad, diantaranya:

  • 2  rakaat sebelum salat subuh
  • 2 rakaat sebelum salat dzuhur
  • 2 rakaat sesudah salat dzuhur
  • 2 rakaat sesudah sholat maghrib
  • 2 rakaat sesudah sholat isya
  • 2 rakaat sebelum sholat subuh

Ghairu Muakkad

Selain 12 rakaat shalat Sunnah rawatib muakkad, terdapat pula yang ghairu muakkad, yaitu:

  • 4 atau 2 rakaat sebelum sholat ashar
  • 2 rakaat sebelum sholat maghrib
  • 2 rakaatsebelum sholat isya

Baca Juga: 5 Keutamaan Sholat Qobliyah Subuh Beserta Niatnya, Ibadah Sunnah yang Mulia

Niat Shalat Sunah Rawatib

Adapun, lafadz doa bacaan niat sholat sunnah rawatib, seperti dibawah ini:

اُصَلِّى سُنَّةً الظُّهْرِرَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى

Latin: “ushalli sunnatadh dhuhri kok’ataini ba’diyatan mustaqbilal qiblati lillahi ta’ala

Artinya: “Aku niat mengerjakan shalat sunah sesudah dzuhur 2 rakaat, menghadap kiblat karena Allah Ta’ala.”

Tata Cara Shalat Sunnah Rawatib

Tata Cara Shalat Sunnah Rawatib

Sedangkan, tata cara shalat sunnah rawatib dengan jumlah rakaat tertentu dan mendapatkan keutamaan shalat sunnah rawatib, yaitu:

Membaca Niat

Takbiratur ihram أللهُ أَكْبَرْ sambil mengangkat kedua tangan

Membaca surah Al-Fatihah dilanjutkan membaca surah didalam Al-Quran

Rukuk tuma’ninah

Bacaan rukun didalam sholat yang biasa dibaca:

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

Atau:

سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ رَبَّناَ وَبِحَمْدِكَ اَللّهُمَّ اغْفِرْلِى

I’tidal tuma’ninah

Membaca doa I’tidal yang dibaca;

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَه رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ

Atau:

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّناَ وَلَكَ الْحَمْدُ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًافِيْهِ

Sujud

Bacaan doa sujud dibaca:

سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

Atau:

سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ رَبَّناَ وَبِحَمْدِكَ اَللّهُمَّ اغْفِرْلِى

Duduk di antara dua sujud

Bacaan doa duduk diantara dua sujud dibaca:

رَبِ ّاِغْفِرْلِيِ وَارْحَمْنِيْ وَارْفَعْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَاِفِنيْ وَاعْفُ عَنِّيْ

Atau:

اغْفِرْلِيْ وارْحَمنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَارْزُقْنِيْ

Sujud kedua

سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ رَبَّناَ وَبِحَمْدِكَ اَللّهُمَّ اغْفِرْلِى

Berdiri kembali menunaikan rakaat kedua dilakukan sama seperti pada raakat pertama sampai,

Tasyahud akhir

Salam

Nah, itulah pembahasan 7 keutamaan shalat sunnah rawatib muakkad dan ghairu muakkad, qobliyah dan ba’diyah yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat.

Baca Selanjutnya: Bacaan Sholat Sunnah Sebelum Subuh, Beserta Niat dan Tata Caranya

 

Di musim kemarau yang berkepanjangan tentu dapat menimbulkan kebutuhan air pasti akan semakin berkurang. Hal ini membuat semua orang akan kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Dengan begitu, kita sebagai umat muslim disunnahkan bisa melaksanakan shalat istisqa untuk meminta hujan agar segera turun. Lantas, bagaimana cara mengerjakan sholat istisqa? Yuk, simak pembahasan tata cara shalat istisqa legkap bacaan niat arab, latin dan artinya.

Kekeringan tentu dapat menimbulkan masalah bagi kehidupan baik manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Yang mana, air merupakan sumber kebutuhan yang sangat dibutuhkan bagi makhluk hidup didalam kehidupannya.

Seperti yang telah ketahui tata cara shalat istisqa, bahwa kekeringan air bisa menyebabkan pasokan air dari tanah akan hilang atau berkurang. Sehingga, tak heran jika masyarakat selalu membuat bendungan atau sumur dalam mengatasi kekeringan air disaat musim kemarau.

Kondisi kekeringan air, umat muslim sangat dianjurkan untuk berdoa kepada Allah SWT untuk segera turun hujan dengan cara melaksanakan shalat Sunnah istisqa. Cara melakukan atau mengerjakan tata cara shalat istisqa ini dapat dilakukan secara berjamaah baik di masjid maupun lapangan. Ini merupakan salah satu jalan terbaik dalam meminta hujan kepada Allah SWT.

Baca Juga: Perbedaan Shalat Fajar dan Sholat Qobliyah Subuh, Beserta Bacaan Niatnya

Tata Cara Shalat Istisqa

Tata Cara Shalat Istisqa

Setiap mengerjakan ibadah wajib maupun Sunnah tentu harus diserta dengan niat dan tata cara. Seperti halnya kita akan mengerjakan shalat Sunnah maka harus membaca niat, seperti niat dan tata cara shalat istisqa. Cara pelaksanaan shalat istisqa tentu hampir sama seperti shalat idul fitri maupun idul adha. Akan tetapi, perbedaannya adalah terletak pada pembacaan takbir, khutbah dan lainnya.

Hukum shalat istisqa adalah sunnah muakkad. Ibadah Sunnah ini tentunya sangat dianjurkan ketika terjadi kekeringan air akibat kemarau yang berkepanjangan.

Allah SWT telah berfirman dalam surah HUD ayat 52,

Artinya: ” Wahai kaumku, mohon ampunlah kepada Tuhan kalian, kemudian taubatlah kalian kepada-Nya, pasti Dia akan menurunkan hujan yang sangat lebat atas kalian, dan Dia akan menambahkan kekuatan pada kekuatan kalian. Dan janganlah kalian berpaling dengan berbuat dosa.” (QS. Hud: 52).

Oleh karena itu, kita sebagai umat muslim tentunya harus hafal bacaan niat dan tata cara pelaksanaan agar lebih mudah ketika mengerjakannya. Selain itu, jangan lupa membaca doa-doa, istigfar dan juga memperbanyak sedekah.

Uruatan Tata Cara Shalat Istisqa

Tata Cara Shalat Istisqa Lengkap Bacaan Niat Arab, Latin dan Artinya

Berikut ini, urutan tata cara shalat istiqa secara berjamaah dan disertai bacaan niat shalat istisqa, yaitu:

Membaca niat

Takbiratul ihram

Membaca Takbir Sebanyak 7 Kali pada rakaat pertama

Membaca Al-Fatihah dan dilanjutkan membaca surah pendek

Ruku dengan tumaninah

Bacaan rukun didalam sholat yang biasa dibaca didalam tata cara shalat istisqa:

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

Atau:

سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ رَبَّناَ وَبِحَمْدِكَ اَللّهُمَّ اغْفِرْلِى

I’tidal dengan tumaninah

Membaca doa I’tidal yang dibaca;

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَه رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ

Atau:

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّناَ وَلَكَ الْحَمْدُ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًافِيْهِ

Sujud dengan tumaninah

Bacaan doa sujud dibaca:

سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

Atau:

سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ رَبَّناَ وَبِحَمْدِكَ اَللّهُمَّ اغْفِرْلِى

Duduk di antara dua sujud dengan tumaninah

Bacaan doa duduk diantara dua sujud dibaca dari tata cara shalat istisqa:

رَبِ ّاِغْفِرْلِيِ وَارْحَمْنِيْ وَارْفَعْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَاِفِنيْ وَاعْفُ عَنِّيْ

Atau:

اغْفِرْلِيْ وارْحَمنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَارْزُقْنِيْ

Sujud kedua sambil membaca doa sama seperti sujud pertama

سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ رَبَّناَ وَبِحَمْدِكَ اَللّهُمَّ اغْفِرْلِى

Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat yang kedua

Pada saat rakaat kedua, membaca takbir sebanyak 5 kali dan dilanjutkan membaca surah Al-Fatihah serta membaca surah dalam Al-Quran.

Ruku hingga sampai diakhir dengan

Salam

Setelah selesai mengerjakan shalat istisqa, dilanjutkan khutbah pertama dan membaca istigfar sebanyak Sembilan kali,

Latin: “Astaghfirullaahal ‘adhiimal ladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyumu wa atuubu ilaihi.

Artinya: ” Saya mohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung. Tidak ada Tuhan kecuali Dia Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri dan saya bertaubat kepada-Nya.”

Kemudian, melanjutkan khutbah kedua. Namun sebelumnya, membaca istigfar sebanyak tujuh kali serta harus penuh dengan keyakinan merendahkan diri kepada Allah SWT untuk meminta turun hujan. Setelah itu dilanjutkan membaca doa bersama.

Baca Juga: Bacaan Niat Tahiyatul Masjid Jumat Beserta Tata Caranya

Bacaan Niat Shalat Istisqa

Bacaan Niat Shalat Istisqa

Sebagai berikut, lafadz doa bacaan niat shalat istisqa untuk imam dan makmum untuk meminta turun hujan dan memahami tata cara shalat istisqa:

Bacaan Lafal Niat Shalat Istisqa Bagi Imam

Latin: “Ushollii sunnatal istisqa’i rak’ataini imaaman lillaahi ta’aalaa, allaahu akbar.”

Artinya: ” Saya berniat sholat sunnah Istisqo dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah Ta’ala. Allaahu Akbar.”

Bacaan Lafal Niat Shalat Istisqa Bagi Makmum

Latin” Ushollii sunnatal istisqa’i rak’ataini ma’muuman lillaahi ta’aalaa, allaahu akbar.”

Bacaan Doa Setelah Shalat Istisqa

Bacaan Doa Setelah Shalat Istisqa

Bacaan doa setelah shalat istisqa yang bisa dibacakan ketika berdoa bersama dalam meminta hujan dan setelah hafal niat shalat istisqa, yaitu:

Latin: “Allaahummaj’al suqyaa rahmatin wa laa taj’alhaa suqyaa ‘adzaabin wa laa muhqin wa laa balaa’in wa laa hadamin wa laa gharaqin.”

Artinya: ” Wahai Allah, Jadikanlah hujan ini sebagai siraman rahmat, janganlah Engkau jadikan sebagai siraman siksa, memusnahkan harta, bencana, menghancurkan dan menenggelamkan.”

Latin: “Allahumma inna bil ‘ibadi wal biladi wal baha-imi wal khalqi minal bala-i wal juhdi wad dhanki maa la nasyku illa ilaika.”

Artinya:“ Ya Allah, sungguh banyak hamba, negeri, dan jenis hewan, dan segenap makhluk lainnya mengalami bencana, paceklik, dan kesempitan di mana kami tidak mengadu selain kepada-Mu.”

Latin: “Allahumma ‘alath-thiroobi wal akaami wa manaabitisy-syajari wa buthuunil audiyati allaahumma hawaalainaa wa laa ‘alainaa. Allaahumma asqinal ghoitsa wa laa taj’alnaa minal qoonithiina.”

Artinya:” Ya Allah, curahkanlah hujan di atas gundukan tanah, bukit-bukit, tempat tumbuh-tumbuhan pohon, dan pada waduk-waduk lembah. Ya Allah curahkanlah hujan di sekitar kami dan jangan di atas kami. Ya Allah, curahkanlah hujan pada kami dan janganlah Engkau jadikan kami termasuk orang-orang yang putus asa.”

Nah, itulah pembahasan tata cara shalat istisqa legkap bacaan niat arab, latin dan artinya yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat.

Baca Selanjutnya: Bacaan Niat Shalat Istisqa yang Benar Adalah, Beserta Tata Caranya

 

Shalat sunnah rawatib terbagi menjadi 2 bagian, diantaranya shalat sunnah muakkad dan juga shalat sunnah ghairu muakkad. Dalam kesempatan kali ini akan memberikan sedikit pembahasan contoh shalat sunnah ghairu muakkad, beserta perbedaan shalat sunnah muakkad yang menjadi pengetahuan bagi umat muslim.

Penjelasan shalat sunnah rawatib ini pernah dijelaskan dalam sebuah hadist dari ummu habibah ra,:

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّى لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ إِلاَّ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ أَوْ إِلاَّ بُنِىَ لَهُ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ. قَالَتْ أُمُّ حَبِيبَةَ فَمَا

بَرِحْتُ أُصَلِّيهِنَّ بَعْدُ

Artinya: “Seorang hamba yang muslim melakukan shalat sunnah yang bukan wajib, karena Allah, (sebanyak) dua belas rakaat dalam setiap hari, Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah (istana) di surga.” (Kemudian) Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha berkata, “Setelah aku mendengar hadits ini aku tidak pernah meninggalkan shalat-shalat tersebut.”

Dengan apa yang disampaikan dalam sebuah hadist tersebut yang berarti terdapat sebuah keutamaan shalat sunnah rawatib yang akan didapatkan bagi umat muslim ketika dijalankan secara terus menerus selama hidupnya.

Baca Juga: Sholat Sunnah yang Dilakukan Sebelum Shalat Fardhu Disebut Sholat? Ini Penjelasannya

Shalat Sunnah Ghairu Muakkad

Shalat Sunnah Ghairu Muakkad

Shalat sunnah ghairu muakkad adalah ibadah sholat sunnah yang dapat dikerjakan dengan jumlah rakaat tertentu sebelum menunaikan shalat fardhu. Shalat yang dikerjakan sebelum sholat lima waktu adalah shalat qobliyah. Sedangkan shalat yang dikerjakan sesuah mengerjakan shalat wajib yaitu shalat ba’diyah.

Shalat sunnah rawatib baik muakkad maupun ghairu muakkad memiliki arti berbeda tetapi tujuannya sama beribadah kepada Allah SWT. Dimana, umat islam dapat mengerjakan shalat sunnah tersebut pada saat sebelum atau sesudah melaksanakan ibadah 5 waktu.

Jumlah rakaat dalam mengerjakan shalat sunnah rawatib ini tentu sangat berbeda tergantung dari waktu pelaksanaannya, diantaranya:

  • 2 raka’at sebelum Shubuh
  • 4 raka’at atau 2 raka’at sebelum Dhuhur
  • 4 raka’at atau 2 raka’at sesudah Dhuhur
  • 4 raka’at atau 2 raka’at sebelum Ashar
  • 2 raka’at sebelum Magrib
  • 2 raka’at sesudah Magrib
  • 2 raka’at sebelum Isya’
  • 2 raka’at sesudah Isya’.

Total dari 22 rakaat shalat sunnah rawatib ini terdapat 10 rakaat shalat sunnah muakkad yang selalu dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW. Selain itu, membaca niat mengerjakan shalat sunnah rawatib dapat dibacakan dalam hati maupun diucapkan.

Jumah Rakaat Shalat Sunnah Ghairu Muakkad

Contoh Shalat Sunnah Ghairu Muakkad, Beserta Perbedaan Shalat Sunnah Muakkad

Berikut ini, beberapa jumah shalat sunnah ghairu muakkad yang dapat dilaksanakan bagi umat muslim untuk mengerjakannya.

  • 2 rakaat sebelum Sholat Zuhur
  • 2 rakaat sesudah Sholat Zuhur
  • 4 rakaat sebelum Sholat Ashar
  • 2 rakaat sebelum Sholat Magrib
  • 2 rakaat sebelum Sholat Isya

Adapun, hadist lain yang menjelaskan 12 rakaat shalat sunnah rawatib dan termasuk bagian dari shalat sunnah ghairu muakkad, yaitu:

Artinya “Barangsiapa senantiasa melakukan shalat 4 raka’at sebelum Dhuhur dan 4 raka’at sesudahnya maka Allah mengharamkan baginya api neraka”(HR Abu Dawud dan Tirmidzi)

Artinya: “Allah mengasihi orang yang melakukakn shalat emapat raka’at sebelum shalat Ashar (HR Imam Ahmad,Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Huzaimah)

Shalat sunnah sebelum shalat ashar boleh dilakukan dua raka’at berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW,

“Di antara dua adzan(adzan dan iqamah) terdapat shalat”(HR Imam Bazzar)

Rasulullah SAW bersabda,“Shalatlah kalian sebelum (shalat) Magrib,dua raka’at” (HR Imam Bukhari dan Muslim).

Sahabat Nabi SAW Sayyidina Anas RA berkata:

“Di masa Rasulullah SAW kami shalat dua raka’at setelah terbenamnya matahari sebelum shalat Magrib”(HR Imam Bukhari dan Muslim)

Baca Juga: Shalat Sunnah Muakkad, Bacaan Niat, Tata Cara Lengkap Beserta Contohnya

Bacaan Niat Shalat Sunnah Rawatib

Bacaan Niat Shalat Sunnah Rawatib

Sebagai berikut, bacaan niat shalat sunnah rawatib muakkad maupun shalat sunnah ghairu muakkad, yaitu:

Qobliyah Subuh

Bacaan niat shalat sunnah rawatib qobliyah subuh (sebelum sholat subuh)

اُصَلِّى سُنَّةَ الصُّبْحِِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً للهِ تَعَالَى

Artinya: “Saya niat sholat sunah sebelum Subuh dua rakaat karena Allah”

Qobliyah Dhuhur

Bacaan niat Sholat sunah rawatib qobliyah dhuhur (sebelum sholat Zuhur)

اُصَلِّى سُنَّةَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً للهِ تَعَالَى

Artinya: “Saya niat sholat sunah sebelum zuhur dua rakaat karena Allah”

Ba’diyah Dhuhur

Bacaan niat Sholat sunah rawatib ba’diyah dhuhur (sesudah sholat Zuhur)

اُصَلِّى سُنَّةَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً للهِ تَعَالَى

Artinya: “Saya niat sholat sunah sesudah Zuhur dua rakaat karena Allah”

Qobliyah Ashar

Bacaan niat Sholat sunah rawatib qobliyah Asar (sebelum sholat Asar)

اُصَلِّى سُنَّةَ الْعَصْرِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً للهِ تَعَالَى

Artinya: “Saya niat sholat sunah sebelum asar dua rakaat karena Allah”

Qobliyah Maghrib

Bacaan niat Sholat rawatib qobliyah Magrib (sebelum sholat Magrib)

اُصَلِّى سُنَّةَ الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً للهِ تَعَالَى

Artinya: “Saya niat sholat sunah sebelum Magrib dua rakaat karena Allah”

Ba’diyah Maghrib

Bacaan niat Sholat sunah rawatib ba’diyah Magrib (sesudah sholat Magrib)

اُصَلِّى سُنَّةَ الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً للهِ تَعَالَى

Artinya: “Saya niat sholat sunah sesudah Magrib dua rakaat karena Allah”

Qobliyah Isya

Bacan niat Sholat rawatib qobliyah Isya’ (sebelum sholat Isya’)

اُصَلِّى سُنَّةَ الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً للهِ تَعَالَى

Artinya: “Saya niat sholat sunah sebelum Isya’ dua rakaat karena Allah”

Ba’diyah Isya

Bacaan niat Sholat rawatib ba’diyah Isya’ (sesudah sholat Isya’)

اُصَلِّى سُنَّةَ الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً للهِ تَعَالَى

Artinya: “Saya niat sholat sunah sesudah Isya’ dua rakaat karena Allah”

Nah, itulah pembahasan contoh shalat sunnah ghairu muakkad, beserta perbedaan shalat sunnah muakkad yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat.

Baca Selanjutnya: Bacaan Dan Niat 2 Rakaat Sebelum Subuh Sesudah Adzan Dan Tata Caranya

 

Mungkin anda pernah melihat jika seseorang sering melaksanakan sholat sebelum menunaikan sholat fardu. Atau bahkan anda juga pernah melihat orang yang sholat kembali setelah selesai mengerjakan sholat 5 waktu tersebut. Nah, itu mereka sedang mengerjakan sholat Sunnah rawatib. Penasaran? Yuk, simak pembahasan 12 rakaat shalat Sunnah rawatib apa saja? Coba sebutkan.

12 Rakaat Shalat Sunnah Rawatib

12 Rakaat Shalat Sunnah Rawatib

Jika berbicara persoalan 12 rakaat shalat Sunnah rawatib, tentu sebagai dari ada yang pernah belajar atau mengetahui hadist yang menjelaskan Sunnah rawatib tersebut. Rasulullah SAW telah bersabda,

‏ مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّي لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ إِلاَّ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ أَوْ إِلاَّ بُنِيَ لَهُ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ ‏

“Jika seorang hamba Allah SWT salat 12 rakaat (sunah) setiap hari, sebelum dan setelah salat wajib, maka Allah SWT akan membangunkannya sebuah rumah di surga atau rumah akan dibangun untuknya di surga.” (HR Muslim).

Adapun, keutamaan yang mengerjakan 12 rakaat shalat Sunnah rawatib dan tidak pernah ketinggalan sudah dijelaskan dalam sebuah hadist,

مَنْ ثَابَرَ عَلَى ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً مِنْ السُّنَّةِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ

بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ

“Barangsiapa menjaga dalam mengerjakan shalat sunnah dua belas rakaat, maka Allah akan membangunkan rumah untuknya di surga, yaitu empat rakaat sebelum zhuhur, dua rakaat setelah zhuhur, dua rakaat setelah maghrib, dua rakaat setelah isya dan dua rakaat sebelum subuh.” (HR. Tirmidzi).

Hukum mengerjakan 12 rakaat shalat Sunnah rawatib adalah Sunnah muakkad. Artinya sangat baik dan dianjurkan bagi umat muslim untuk mengerjakannya. Bahkan salah satu imam hanafiyah berpendapat bahwa melaksanakan sholat Sunnah rawatib memiliki makna seperti wajib.

Urutan 12 Rakaat Shalat Sunnah Rawatib

12 Rakaat Shalat Sunnah Rawatib Apa Saja Coba Sebutkan

Berikut ini, urutan 12 rakaat shalat Sunnah rawatib, yaitu

Muakkad

12 rakaat shalat Sunnah rawatib muakkad, diantaranya:

  • 2  rakaat sebelum salat subuh
  • 2 rakaat sebelum salat dzuhur
  • 2 rakaat sesudah salat dzuhur
  • 2 rakaat sesudah sholat maghrib
  • 2 rakaat sesudah sholat isya
  • 2 rakaat sebelum sholat subuh

Ghairu Muakkad

Selain 12 rakaat shalat Sunnah rawatib muakkad, terdapat pula yang ghairu muakkad, yaitu:

  • 4 atau 2 rakaat sebelum sholat ashar
  • 2 rakaat sebelum sholat maghrib
  • 2 rakaatsebelum sholat isya

Niat Shalat Sunah Rawatib

Niat Shalat Sunah Rawatib

Setelah mengetahui 12 rakaat shalat Sunnah rawatib, maka anda harus hafal bacaan niat shalat Sunnah rawatib juga, Seperti contoh dibawah ini.

اُصَلِّى سُنَّةً الظُّهْرِرَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى

Latin: “ushalli sunnatadh dhuhri kok’ataini ba’diyatan mustaqbilal qiblati lillahi ta’ala

Artinya: “Aku niat mengerjakan shalat sunah sesudah dzuhur 2 rakaat, menghadap kiblat karena Allah Ta’ala.”

Tata Cara Shalat Sunah Rawatib

Tata Cara Shalat Sunah Rawatib

Adapun, tata cara shalat Sunnah rawatib yang ada disetiap 12 rakaat shalat Sunnah rawatib, yaitu:

Membaca Niat

Takbiratur ihram أللهُ أَكْبَرْ sambil mengangkat kedua tangan

Membaca surah Al-Fatihah dilanjutkan membaca surah didalam Al-Quran

Rukuk tuma’ninah

Bacaan rukun didalam sholat yang biasa dibaca:

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

Atau:

سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ رَبَّناَ وَبِحَمْدِكَ اَللّهُمَّ اغْفِرْلِى

I’tidal tuma’ninah

Membaca doa I’tidal yang dibaca;

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَه رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ

Atau:

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّناَ وَلَكَ الْحَمْدُ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًافِيْهِ

Sujud

Bacaan doa sujud dibaca:

سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

Atau:

سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ رَبَّناَ وَبِحَمْدِكَ اَللّهُمَّ اغْفِرْلِى

Duduk di antara dua sujud

Bacaan doa duduk diantara dua sujud dibaca:

رَبِ ّاِغْفِرْلِيِ وَارْحَمْنِيْ وَارْفَعْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَاِفِنيْ وَاعْفُ عَنِّيْ

Atau:

اغْفِرْلِيْ وارْحَمنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَارْزُقْنِيْ

Sujud kedua

سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ رَبَّناَ وَبِحَمْدِكَ اَللّهُمَّ اغْفِرْلِى

Berdiri kembali menunaikan rakaat kedua dilakukan sama seperti pada raakat pertama sampai,

Tasyahud akhir

Salam

Keutamaan Shalat Sunah Rawatib

Mengerjakan 12 rakaat shalat Sunnah rawatib yang tak pernah putus, tentu akan memiliki banyak suatu manfaatnya. Dimana, keutamaan shalat Sunnah rawatib ini, yaitu:

Dijauhkan dari Siksa Api Neraka

Keutamaan shalat Sunnah rawatib yang pertama akan dijauhkan dari siksa api neraka. Rasulullah SAW telah bersabda dalam sebuah hadist,

“Barangsiapa yang senantiasa menjaga empat rakaat sebelum dhuhur dan empat rakaat sesudahnya, niscaya Allah mengharamkan dirinya dari api neraka.” (HR.Ahmad, Abu Dawud, Turmudzi, An-Nasai, dan Ibnu Majah).

Membangunkan Rumah di Surga

Selain mendapat pahala, keutamaan shalat Sunnah rawatib yaitu Allah SWT akan membangunkan rumah di surga. Dimana, ketika seseorang melaksanakan ibadah shalat Sunnah dengan rutin maka akan mendapatkan ganjaran yang sangat besar. Oleh sebab itu, kita sebagai umat muslim mari sama-sama untuk mengerjakan sholat Sunnah rawatib sebagai bekal amal ibadah.

Mendapat Rahmat Yang Melimpah

Adapun, keutamaan shalat Sunnah rawajib yang akan diberikan oleh Allah SWT yaitu mendapat rahmat yang melimpah. Dimana, kata dari rahmat yang melimpah tersebut sangat beragam baik dari mendapat orang-orang yang baik disekitar hingga dalam bentuk rezeki.

Dijauhkan Dari Sifat Sombong dan Riya

Selanjutnya, keutamaan shalat Sunnah rawatib bagi orang yang melaksanakannya akan dijauhkan dari sifat sombong dan riya. Dimana, kita akan berserah diri kepada Allah SWT dengan bersujud didalam melaksanakan sholat untuk mendapat perlindungan dan menjauhkan dari sifat yang kurang baik dan menjadi orang yang sholeh dan sholehah.

Diangkat Derajatnya

Keutamaan shalat Sunnah rawatib akan mendapat ganjaran dengan diangkat derajatnya oleh Allah. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Muslim,

“Hendaklah engkau memperbanyak sujud kepada Allah. Karena tidaklah engkau bersujud pada-Nya dengan sekali sujud melainkan Allah akan meninggikan satu derajatmu dan menghapuskan satu kesalahanmu.” (HR. Muslim).

Nah, itulah pembahasan 12 rakaat shalat Sunnah rawatib apa saja? Coba sebutkan yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat.

Baca Selanjutnya: Macam-Macam Shalat Sunnah Rawatib Muakkad Contohnya

 

Pernahkah Anda melihat seseorang melaksanakan sholat 2 rakaat sebelum dan sesudah melakukan sholat fardu(wajib) seperti dzuhur, maghrib dan isya? Nah, bagi kalian yang sering melihat orang-orang yang melakukan hal tersebut, mereka sedang mengerjakan shalat Sunnah rawatib. Lantas, bagaimana tata cara dan niatnya? Mari kita simak pembahasan shalat Sunnah rawatib muakkad contohnya lebih berikut bacaan niat dan tata cara pelaksanaannya.

Shalat sunnah rawatib muakkad merupakan amalan ibadah sebagai penambah pahala dengan mengerjakan shalat Sunnah. Dimana, waktu pelaksanaan shalat Sunnah rawatib muakkad dikerjakan sebelum dan sesudah atau habis sholat fardhu. Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan salat Sunnah rawatib ini selama masa hidupnya.

Ada 2 jenis salat Sunnah rawatib yang dianjurkan bagi umat islam untuk melaksanakannya, yaitu shalat sunnah rawatib muakkad dan ghaire muakkad. Artinya salat Sunnah rawatib muakkad dikerjakan sebelum melaksanakan sholat wajib. Sedangkan ba’diyah dilakukan setelah mengerjakan sholat wajib.

Baca Juga: Shalat Sunnah Rawatib Lebih Utama Dikerjakan Secara Sendiri atau Berjamaah

Shalat Sunah Rawatib Muakkad

Shalat Sunah Rawatib Muakkad

Shalat Sunnah rawatib muakkad adalah sholat Sunnah yang dilakukan pada saat sebelum dan sesudah selesai menunaikan ibadah shalat fardu yang lima waktu. Seperti yang telah sampaikan diatas, shalat Sunnah ini terdapat 2 sebutan dengan waktu pelaksanaan yang berbeda.

Anjuran melaksanakan shalat Sunnah rawatib terbagi menjadi 2 bagian, yaitu sholat Sunnah rawatib muakkad dan sholat Sunnah rawatib ghoiru muakkad.

Macam-Macam Shalat Sunnah Rawatib Muakkad

Macam-Macam Shalat Sunnah Rawatib Muakkad Contohnya

Shalat Sunnah rawatib muakkah adalah salat Sunnah dikerjakan atau dilakukan sebanyak 2 dan 4 rakaat sebelum memasuki sholat fardhu, yaitu:

  • 4 atau 2 rakaat sebelum sholat dzuhur
  • 4 atau 2 rakaat sesudah sholat dzuhur
  • 2 rakaat sesudah sholat maghrib
  • 2 rakaat sesudah sholat isya
  • 2 rakaat sebelum sholat subuh

Shalat Sunnah Rawatib Ghoiru Muakkad

Sedangkan, shalat Sunnah rawatib ghoiru muakkad dilakukan sebanyak 2 rakaat sesudah melaksanakan sholat fardhu, diantaranya:

  • 4 atau 2 rakaat sebelum sholat ashar
  • 2 rakaat sebelum sholat maghrib
  • 2 rakaatsebelum sholat isya

Shalat Sunnah rawatib ini hanya dilakukan lebih utama secara sendiri bukan berjamaah seperti sholat 5 waktu pada umumnya.

Baca Juga: Tata Cara Shalat Tahiyatul Masjid Dilaksanakan Secara? Ini Jawabannya

Niat Shalat Sunah Rawatib

Niat Shalat Sunah Rawatib

Membaca niat shalat Sunnah rawatib muakkad tentu sangat berbeda. Dimana, kalian menambahkan lafadz nama shalat tersebut dibagian akhir. Seperti contoh dibawah ini.

اُصَلِّى سُنَّةً الظُّهْرِرَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى

Latin: “ushalli sunnatadh dhuhri kok’ataini ba’diyatan mustaqbilal qiblati lillahi ta’ala

Artinya: “Aku niat mengerjakan shalat sunah sesudah dzuhur 2 rakaat, menghadap kiblat karena Allah Ta’ala.”

Tata Cara Shalat Sunah Rawatib Muakkad

Tata Cara Shalat Sunah Rawatib Muakkad

Adapun, tata cara shalat Sunnah rawatib muakkad yang dapat dilakukan, yaitu:

Membaca Niat

Takbiratur ihram أللهُ أَكْبَرْ sambil mengangkat kedua tangan

Membaca surah Al-Fatihah dilanjutkan membaca surah didalam Al-Quran

Rukuk tuma’ninah

Bacaan rukun didalam sholat yang biasa dibaca:

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

Atau:

سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ رَبَّناَ وَبِحَمْدِكَ اَللّهُمَّ اغْفِرْلِى

I’tidal tuma’ninah

Membaca doa I’tidal yang dibaca;

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَه رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ

Atau:

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّناَ وَلَكَ الْحَمْدُ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًافِيْهِ

Sujud

Bacaan doa sujud dibaca:

سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

Atau:

سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ رَبَّناَ وَبِحَمْدِكَ اَللّهُمَّ اغْفِرْلِى

Duduk di antara dua sujud

Bacaan doa duduk diantara dua sujud dibaca:

رَبِ ّاِغْفِرْلِيِ وَارْحَمْنِيْ وَارْفَعْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَاِفِنيْ وَاعْفُ عَنِّيْ

Atau:

اغْفِرْلِيْ وارْحَمنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَارْزُقْنِيْ

Sujud kedua

سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ رَبَّناَ وَبِحَمْدِكَ اَللّهُمَّ اغْفِرْلِى

Berdiri kembali menunaikan rakaat kedua dilakukan sama seperti pada raakat pertama sampai,

Tasyahud akhir

Salam

Keutamaan Shalat Sunah Rawatib

Banyak sekali manfaat dan keutamaan bila mengerjakan sholat Sunnah rawatib muakkad secara rutin. Dimana, keutamaan shalat Sunnah rawatib ini, yaitu:

Dijauhkan dari Siksa Api Neraka

Keutamaan shalat Sunnah rawatib yang pertama akan dijauhkan dari siksa api neraka. Rasulullah SAW telah bersabda dalam sebuah hadist,

“Barangsiapa yang senantiasa menjaga empat rakaat sebelum dhuhur dan empat rakaat sesudahnya, niscaya Allah mengharamkan dirinya dari api neraka.” (HR.Ahmad, Abu Dawud, Turmudzi, An-Nasai, dan Ibnu Majah).

Membangunkan Rumah di Surga

Selain mendapat pahala, keutamaan shalat Sunnah rawatib yaitu Allah SWT akan membangunkan rumah di surga. Dimana, ketika seseorang melaksanakan ibadah shalat Sunnah dengan rutin maka akan mendapatkan ganjaran yang sangat besar. Oleh sebab itu, kita sebagai umat muslim mari sama-sama untuk mengerjakan sholat Sunnah rawatib sebagai bekal amal ibadah.

Mendapat Rahmat Yang Melimpah

Adapun, keutamaan shalat Sunnah rawajib yang akan diberikan oleh Allah SWT yaitu mendapat rahmat yang melimpah. Dimana, kata dari rahmat yang melimpah tersebut sangat beragam baik dari mendapat orang-orang yang baik disekitar hingga dalam bentuk rezeki.

Dijauhkan Dari Sifat Sombong dan Riya

Selanjutnya, keutamaan shalat Sunnah rawatib bagi orang yang melaksanakannya akan dijauhkan dari sifat sombong dan riya. Dimana, kita akan berserah diri kepada Allah SWT dengan bersujud didalam melaksanakan sholat untuk mendapat perlindungan dan menjauhkan dari sifat yang kurang baik dan menjadi orang yang sholeh dan sholehah.

Diangkat Derajatnya

Keutamaan shalat Sunnah rawatib akan mendapat ganjaran dengan diangkat derajatnya oleh Allah. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Muslim,

“Hendaklah engkau memperbanyak sujud kepada Allah. Karena tidaklah engkau bersujud pada-Nya dengan sekali sujud melainkan Allah akan meninggikan satu derajatmu dan menghapuskan satu kesalahanmu.” (HR. Muslim).

Nah, itulah pembahasan shalat Sunnah rawatib muakkad contohnya dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat.

Baca Selanjutnya: Rukun Shalat Ada 17 Apa Aja? Coba Sebutkan